Rabu, 16 Desember 2009

نزل القرأن بالتفخيم قال الحليمى و مهناه انه يقرءوه على قراءة الرجال ولا يخضع الصوت فيه ككلام النساء

Al Quran diturunkan dengan bacaan tebal (HR. Hakim)

Berkata al halimi bahwa maknanya adalah membacanya seperti suara laki-laki dan tidak ada suara lembut seperti suara wanita



HOT NEWS
Jangan sia-siakan masa emas putra/putri anda dengan menyerahkan pengajaran Al Qur-an kepada guru yang tidak memiliki sertifikat mengajar Festival Qiraati Nasional akan dilaksanakan pada tanggal 9 - 12 Juli 2009 Email @qiraati.org untuk Koordinator Qiraati dapat diperoleh melalui menu Hubungi Kami

YM Qiraati
Home About Qiraati News FAQ Gallery Comunity Contact Us Member Area
Sekilas Qiraati
Mengenal Qiraati
Buku Qiraati
Pelayanan
Berita
Berita Foto
Link
Artikel
Files
Qiraati Forum (Konsultasi)
Private Message
Qiraati Mail
Koordinator Pusat
Koordinator Qiraati
Qiraati dari masa ke masa

* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow
* An Image Slideshow


Latest News

* Koordinator Qiraati
* Dawuh Penulis Metode Qiraati
* Guru Ngaji Kyai Dachlan Salim Zarkasyi
* Adab Tilawah
* Final Cerdas Cermat Qiraati

Popular

* Buku Qiraati
* Memilih Metode Pengajaran Membaca Al qur-an
* Sekilas Qiraati
* Pembinaan
* Hukum Nun Sukun atau Tanwin

Dawuh Penulis Metode Qiraati PDF Print E-mail
Written by santri mbeling
Friday, 23 October 2009 07:54

PESAN-PESAN KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI


a. NAWAITU DAN VISI MISI QIRAATI

- Qiraati bukan hasil fikiran manusia, Qiraati bukan karangan saya, Qiraati adalah inayah dan hidayah minallah.

Saya duduk, saya kelihatan tulisan. Jadi kalau ditanya, “mengapa pelajaran ikhfa di jilid 4, sedangkan idhar di jilid 6,?” jawabannya, “Tidak tahu, saya tidak ikut ngarang.”

- Saya tidak jual buku, saya ingin anak-anak nanti ngajinya benar. Kalau saya jual buku, buat apa repot repot membentuk Kooordinator, titipkan saja ke toko-toko buku, selesai.

- Saya tidak pingin yang pakai Qiraati banyak. Saya pingin anak yang ngaji pakai Qiraati, ngajinya benar.

- Qiraati tidak disebar-sebarkan, saya tidak pernah menyebarkan Qiraati. Qiraati menyebar minallah.

b. METODOLOGI

- Kegagalan mengajar tempo dulu sebabnya ialah, terlalu toleransi pada anak-anak. Pelajaran belum bisa dan anaknya minta tambah, ditambah. Satu halaman, dua halaman belum masalah, setelah halaman 15 pelajaran tidak bisa diteruskan dan disuruh kembali ke halaman pertama, tidak mau. Akhirnya, karena merasa tidak berhasil, ngajinya pindah.

- Insya Allah setelah TK al-Quran berdiri, dua tahun sudah hataman. Di sini (Semarang) santri 90, setelah 2 tahun, khatam 20 santri ( + 20 %).

- Tidak ada murid yang bodoh. Kalau ada yang bodoh, paling dalam 100 ada 1 atau 2 murid saja.

Kalau ada guru yang mengatakan, “Murid saya bodoh-bodoh.”

“Apa bukan gurunya,” tanya beliau.

Dan kalau ada anak yang bodoh seperti itu, maka cara yang tepat ialah gurunya sowan ke rumah orang tuanya agar orang tuanya sabar.

- Qiraati tidak ke mana-mana tetapi ada di mana-mana. Semua yang lulus tashih boleh mengajarkan Qiraati (yang belum lulus tashih walaupun teman atau saudara tidak boleh mengajar Qiraati).

c. UJIAN SANTRI, KHATAMAN, DAN IMTIHAN

- Khatam Qiraati jilid 6 adalah khatam Tingkat Persiapan, insya Allah sudah bisa baca al Quran dengan tartil (belum khatam).

- Kalau dulu santri ngaji sampai با لناس dikhatami, sekarang di TK al Quran sampai dengan با لناس baca al Qurannya diulangi الم lagi, belum dikhatami sampai gharib dan ilmu tajwid khatam.

- Khatam TK al Quran, khatam al Qurannya bisa 2 kali, 3 kali, atau sampai 5 kali.

- Khataman ini adalah khataman untuk pendidikan, dan ini lebih cocok (karena model tadarus ini lebih efektif dibandingkan dengan model tallqi).

- Saya diundang khataman di Kudus, bacaan gharibnya bagus tapi baca al Qurannya tidak tartil.

Baca ان طهرا gharibnya benar, tapi an tha “salah” tidak dengung. Saya sampaikan kepada Kepala TK al Qurannya bahwa, “anak-anak belum boleh dikhatami, masih jilid 3.”

- Khataman jangan diganti dengan wisuda

- Khataman tidak harus meriah (mewah), pernah di sini (Semarang), khataman cukup dengan mengeluarkan minuman the dan kantong plastik, sedangkan isinya dari (sumbangan) wali murid.

- Kalau akan mengadakan khataman, wali murid yang dikahtami diajak rapat, mau khataman di gedung atau di sini (TPQ), terserah wali murid.

d. KRITIK DAN SARAN KH. DAHLAN SALIM ZARKASYI

- Saya tidak pernah dengar guru al Quran mengatakan, “al hamdulillah saya telah dijadikan Allah sebagai guru al Quran, padahal, خيركم من تعلم القرأن و علمه

Berapa nilai pahala خيركم ?

Yang sering saya dengarkan guru mengeluhkan santrinya dan pengurusnya, (orang bersyukur tidak suka mengeluh).

- Guru al Quran harus sering tadarus al Quran.

- Guru al Quran harus ikhlas.

Saya kira tidak ada guru al Quran yang ingin cari sesuatu (nafkah dalam mengajar al Quran).

Kalau ada orang memberi sesuatu pada kita, maka cepat-cepat doakan semoga rizkinya barokah.

- Guru al Quran supaya hati-hati dalam mengajarkan al Quran.

e. PESAN-PESAN LAIN

- Guru ngaji harus sabar dan ikhlas

- Guru ngaji harus sering tahajjud

- Guru ngaji harus sering tadarus al Quran

- Qiraati tidak boleh dinyok-nyoke (ditawar-tawarkan).

Qiraati hanya diberikan kepada yang mau, jangan diberikan kepada yang tidak mau. Waktu itu Bunyamin bertanya maksudnya.

“Mereka yang mau adalah yang mau mengikuti aturan main yang telah saya tetapkan. Mereka yang tidak mau adalah mereka yang tidak mengikuti aturan mainnya, sak karepe dewe, walaupun mereka telah memakai Qiraati cukup lama,” jawab Ayah.

Diambil dari beberapa sumber

Di publikasikan saat Silaturrahim Jawa Tengah di Tegal

Oleh santri mbeling

Guru Ngaji Kyai Dachlan Salim Zarkasyi PDF Print E-mail
Written by santri mbeling
Tuesday, 20 October 2009 11:27

1. Mbah Nur

Ketika masih berusia anak-anak, Kyai Dachlan belajar mengenal huruf hijaiyah dan membaca huruf-huruf al-Quran dengan Beliau (mbah Nur) di langgar/mushalla.

Mbah Nur adalah guru pertama Kyai Dachlan. Meskipun seorang tuna netra, beliau adalah seorang hafidz al-Quran.

2. Kyai Asror

Guru Kyai Asror adalah Kyai Badawi, sementara guru Kyai Badawi adalah Syeh `Abdullah. Kyai Asror adalah putra dari K.H. Ridwan yang mana Istri Kyai Ridwan merupakan Adik dari Kyai Badawi. Kyai Ridwan adalah sosok yang rajin dan istiqamah membaca al-Quran, meski tidak hafidz al-Quran atau bahkan sudo rungu, beliau dapat menyimak dan mengoreksi seseorang yang ngaji.

Kyai Asror berasal dari Pungkuran, Kauman, Kaliwungu. Meninggal pada tahun -/+ 1978 M. di pondok beliaulah Kyai Dachlan nyantri.

3. Kyai Abdullah Umar

Kyai Abdullah Umar berasal dari Kauman, Semarang. Beliau seorang hafidz al-Quran. Sanadnya diperoleh dari Kyai Munauwir Krapyak, beliau juga belajar al-Quran dengan baik pada Kyai Arwani, Kudus.

Kyai Abdullah Umar tidak memiliki pondok pesantren layaknya para santri-santri lain yang sukses belajar di pondok, namun beliau tetap mengamalkan ilmunya, yakni dengan membuka pengajian di masjid Kauman Semarang. Selain itu beliau juga sempat menulis buku “Qiraatu ar-rasyidah” yang membahas uraian gharib musykilat.

Di majlis inilah Kyai Dahlan menimba Ilmu dari Beliau. Dan dari beliau pula Kyai dahlan diperkenalkan dengan Kyai Arwani (Kudus) yang kemudian mentashih Qiraati.

4. Kyai Turmudzi

Beliau berasal dari Demak, Jawa Tengah namun setelah menikah beliau tinggal di Kauman. Selain Kyai Arwani dan Kyai Abdullah Umar, beliau juga termasuk yang ikut mentashih Qiraati, bahkan hingga pada pemenuhan bahasa Arabnya.

Guru beliau adalah Kyai Muhammad. Lalu siapa Kyai Muhammad tersebut. Ternyata selidik punya selidik, bahwa Kyai Turmudzi adalah keponakan istri dari Kyai Muhammah. Istri Kyai Muhammad bernama Bunyai Fatimah, beliau menghafal al-Quran setelah menikah dengan Kyai Muhammad.


Final Cerdas Cermat Qiraati PDF Print E-mail
Written by admin
Friday, 10 July 2009 22:11

Hari pertama Festival Qiraati Nasional V langsung menuntaskan cabang Cerdas Cermat Qiraati dengan menampilkan 6 group : Jepara, Kudus, Semarang, Bondowoso, Banyuwangi dan Pasuruan.

Berbagai hal menggelitik terjadi selama pelaksanaan final. Dari mulai peserta yang tempat duduknya di ganjal bantal lantaran terlalu kecil untuk meraih mic, peserta yang minta ijin pipis ketika pertandingan berlangsung, hingga juri nya yang sangat kocak kekanakan dalam memandu acara membuat suasana segar dan jauh dari nafsu kompetisi.

Ada yang berbeda dengan Festival kali ini, yaitu salah satu kelompok soal yang dipilih dalam CCQ ini ada terkait erat dengan Qiraati, antara lain, pemberi nama Qiraati, warna buku, dan jumlah halaman. Semoga para santri bertambah cintanya dengan Qur-an dan Qiraati.

Terjadi persaingan yang sangat ketat antar group, dan berhasil sebagai juara pertama dari pasuruan dengan nilai 1900, juara II dari jepara dengan nilai 1850 dan juara III dari banyuwangi dengan nilai 1800.

Adab Tilawah PDF Print E-mail
Written by Hadlir
Tuesday, 20 October 2009 10:44

Adab Membaca Al-Quran

Hadlir


Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril yang kemudian diteruskan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada seluruh umat. Yakni tidak hanya sebatas manusia saja melainkan menyeluruh “rahmatan lil ‘alamin” ke segenap alam. Baik alam gaibah (non fisik) ataupun alam basyariyah (fisikal).


Al-Quran adalah satu di antara dua peninggalan Nabi (al-Quran dan al-hadis) dimana seorang hamba tidak akan pernah tersesat dalam mengarungi kehidupan ini selama berpegang teguh padanya. Karena itu dalam beberapa sabdanya nabi Muhammad saw tak henti-hentinya memotifasi umatnya agar selalu menjadikan al-Quran sebagai bacaan utama.


Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar ra, Nabi saw menggambarkan bahwa derajat seorang hamba kelak di hari kiamat bergantung pada seberapa gemar, seberapa banyak, serta seberapa istiqamahkah seorang hamba membaca dan mengamalkan al-Quran.

“Bacalah, dan terus tambah kualitas dan kuantitas bacaanmu, karena derajatmu di akhirat bergantung pada bacaanmu di dunia.”


Dalam kesempatan lain pun Nabi saw berkata kepada para sahabat, “sesungguhnya Allah SWT memiliki keluarga (dari golongan manusia) di dunia ini.” Setelah berkata demikian, kontan, para sahabat bertanya dengan penuh penasaran. “siapakah mereka ya Rasulallah?.” Lalu Nabi saw menjawab, “mereka adalah para ahlul quran (gemar membaca dan mengamalkan al-Quran), mereka semua adalah keluarga Allah yang di khususkan.” (hadis riwayat Anas ra.) Rasanya tidak ada the best family selain menjadi keluarga Allah SWT. Maka masih layakkah jika seorang hamba berpaling lalu mencari keluarga lain selain menjadi bagian dari keluarga besar-Nya.

Read more...

Telah Terbit Buku Catatan Perjalanan Penemu Metode Qiraati PDF Print E-mail
Written by Abdullah Hadhir
Saturday, 07 February 2009 15:44

Catatan Perjalanan Penemu Metode Qiraati

“Kekasyafan, kekaromahan, dan power kewalian seseorang justru terkadang lebih tampak setelah ia meninggal.”

(Imam Ghazali).

Memperbincangkan KH. Dahlan Salim Zarkasyi, tentu kita tidak bisa lenggang begitu saja tanpa menyinggung Metode Qiraati, sebagai hasil penelitiannya (selama kurang lebih sepuluh tahun) di bidang pengajaran baca al Quran. Sementara mendiskusikan Metode Qiraati pula kita tidak bisa meninggalkan aturan main baca al Quran (ilmu Tajwid).

Al Quran adalah kalam Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, dan diteruskan kembali kepada umat seluruh alam. Kitab suci, sebagai kebenaran kerasulan Muhammad saw, tertulis dalam bentuk mushaf yang mutawatir,juga muta’abbad bi tilawatih (berpahala jika dibaca). Diturunkan secara berangsur selama kurang lebih dua puluh tiga tahun dalam dua periode, Makah dan Madinah.

Dalam kurun waktu lebih dari 14 abad lamanya Kitab Suci tersebut dibaca dan dipelajari. Dibaca karena sebagai petunjuk dan obat (hudan wa syifa), sedang dipelajari guna meraih petunjuk dan obat.

Yang membaca dia akan mendapatkan petunjuk, yang mempelajari dia akan menemukan obat / formula, sedangkan yang membaca dan mempelajarinya dia akan sampai pada keduanya, yakni petunjuk dan obat / formula.


Last Updated on Saturday, 24 October 2009 10:44
Read more...

More Articles...

* Selamat Datang Qiraati!
* Pembukaan Festival Qiraati Nasional V
* Road to Festival Qiraati Nasional V
* Khataman Raudhatul Mujawwidin ke-22

«StartPrev123NextEnd»

Page 1 of 3
Copyright © 2009 qiraati.org. All Rights Reserved.
Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License.

Login Form

Username

Password

Remember Me

* Forgot your password?
* Forgot your username?
* Create an account

Polls
Mengajarkan Al Qur-an tanpa memiliki syahadah (sertifikat/ijin mengajar) dari Guru Al Qur-an ?
Boleh
Tidak boleh
Tidak penting

Pengunjung Qiraati
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counter Hari ini 43
mod_vvisit_counter Kemarin 68
mod_vvisit_counter MInggu ini 271
mod_vvisit_counter Bulan ini 1548
mod_vvisit_counter Selama ini 10174
Visitors Counter 1.5
Who's Online
We have 10 guests online
Bimbingan Membaca Al Quran
Banner
Kunjungi kami ya...
Qiraati Event
<< December 2009 >> Mo Tu We Th Fr Sa Su
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31

feed-image Feed Entries

Powered by Joomla!. valid XHTML and CSS.